Rabu, 28 September 2016

Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Terbaru

pernah ngerasa kesulitan ketika mempelajari makhluk hidup dengan menggunakan Sistem 5 Kingdom?
say hi buat sustem klasifikasi kita yang terbaru, bukan hanya 6 atau 7 kingdom saja...tapi 8 KINGDOM!!!!!
bayangkan...pasti mungkin lebih mudah mempelajarinya ya???

Sejak taksonomi diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus pada pada pertengahan abad ke-18 yakni sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan binomial nomenklatur, selanjutnya sistem klasifikasi mahluk hidup berdasarkan ahli taksonomi mengalami perubahan yang dinamis dari waktu ke waktu. Awalnya, taksonomi menurut Linnaeus dibagi menjadi dua kingdom, yakni hewan (animalia) dan tumbuhan (vegetabilia) sekarang sistem terbaru yang dirilis menjadi 7 kingdom. Dalam artikel ini akan dijelaskan sistem klasifikasi terbaru berdasarkan jurnal ilmiah terbaru.

Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah cabang ilmu biologi yang disebut taksonomi, yakni upaya pengelompokkan makhluk hidup menjadi suatu kelompok atau taksa tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-cirinya. Pengertian tersebut sebenarnya masih banyak namun intinya adalah penamaan dan pengelompokan. Beberapa pengertian klasifikasi yang lain yakni:
  1. Teori dan praktek pengelompokan individu menjadi spesies, mengatur spesies dalam kelompok yang lebih besar, dan memberikan kelompok-kelompok nama, sehingga menghasilkan klasifikasi.
  2. Sebuah bidang ilmu (dan komponen utama dari sistematika) yang mencakup deskripsi, identifikasi, nomenklatur, dan klasifikasi.
  3. Ilmu klasifikasi, yakni dalam biologi dalah penataan organisme ke dalam klasifikasi.
  4. Ilmu klasifikasi yang diterapkan untuk organisme hidup, termasuk studi tentang cara pembentukan spesies.
  5. Analisis karakteristik suatu organisme untuk tujuan klasifikasi.
Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Saat ini, menurut data dari Catalouge of Life menyebutkan bahwa jumlah spesies total yang sudah diidentifikasi sebanyak lebih dari 1,6 juta spesies dan belum termasuk infraspesies. Oleh karena itu, tujuannya klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah dan menyederhanakan pengelompokan keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang melimpah.


Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi mengalami dinamika perubahan sesuai dengan data karakter yang digunakan oleh para ahli taksonomi. Data karakter yang digunakan untuk klasifikasi seperti morfologi, molekular (gen), metagenom, dan metabolom. Berdasarkan urutannya, sistem klasifikasi sudah ada 10 generasi yang disajikan dalam Tabel di bawah ini (silahkan diklik untuk memperbesar). Adapun penjelasan masing-masing akan diuraikan dibawahnya beserta contoh klasifikasi makhluk hidup.
Baca juga: Sistematika dan Filogenetika Molekuler
1. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom (1735)
Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus ini menyebutkan bahwa pada saat itu pengelompkan organisme dibagi menjadi dua regnum (kerajaan) yakni Regnum Vegetabile (tumbuhan) dan Regnum Animalia (hewan). Sistem klasifikasi ini sebenarnya sudah kuno, yakni sebelum era Linnaeus. Namun, Linnaeus merumuskan sistem dasar nomenklatur dalam penamaan organisme sehingga beliau dijuluki sebagai Bapak Taksonomi. Dasar dari klasifikasi ini adalah morfologi luar.


2. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom (1866)
Setelah ditemukannya mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek, dunia mikroskopis mulai terbuka. Awalnya organisme mikroskopik keberadaannya masih belum diketahui apakah masuk hewan atau tumbuhan. Setelah ditemukan Euglena, pada akhirnya sistem klasifiksi 3 kingdom diajukan oleh Ernst Haeckel dengan menambah Kingdom Protista dengan dasar klasifikasinya yakni apakah organisme tersebut memiliki sel tunggal (protista) atau memiliki sel banyak (hewan dan tumbuhan).

3. Sistem Klasifikasi 2 Empire (1925)
Dalam sistem ini, Édouard Chatton membagi kedalam dua empire (superkingdom) yang lebih tinggi berdasarkan sistem organisasi sel. Chatton menggunakan istilah prokariota untuk organisme yang tidak memiliki inti sel dan eukariota untuk organisme yang memiliki inti sel. Hasil dari gagasan tersebut muncullah Empire Prokariota dan Empire Eukarya Sistem klasifikasinya bersifat dikotomis yang berdasarkan struktur internal organisasi sel. 
4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom (1938)
Semenjak penemuan mikroskop elektron, pengamatan terhadap sel semakin jelas. Ilmuwan bisa membedakan organisme sel tunggal yang tidak mempunyai inti sel (prokariotik) dan organisme sel tungga yang mempunyai inti sel (eukariotik). Tahun 1938, Herbert F. Copeland mengajukan sistem klasikasi empat kingdom dengan memindah dua prokariota, yakni bakteri dan alga hijau-biru ke dalam Kingdom Monera
5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom (1969)
Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Robert R. Whittaker ada 5 kingdom didasarkan atas cara organisme memperoleh nutrisinya. Dari sinilah Robert Harding Whittaker memisahkan fungi menjadi kingdom tersendiri menjadi Kingdom Fungi karena kemampuannya yang bersifat heterotrof. Kelemahan sistem ini tidak sepenuhnya mencerminkan hubungan kekerabatan antar kelompok. Dasar klasifikasi yang digunakan berdasarkan tipe nutrisi dan struktur internal organisasi sel.

6. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (1977)
Pada pertengahan tahun 1970-an, penelitian di bidang biologi molekuler banyak dilakukan. Dari sini karakter genetik mulai diperhitungkan Carl Woese. Saat itu penelitian gen ribosomal RNA digunakan sebagai faktor penting dalam klasifikasi molekuler. Klasifikasi menurut Carl Woese kemudian membagi kingdom Monera menjadi dua kelompok, yakni Kingdom Eubacteria dan Kingdom Archaebacteria. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak perbedaan genetik antara dua kelompok tersebut.

7. Sistem Klasifikasi 3 Domain (1990)
Setelah mengajukan 6 kingdom, Carl Woese kemudian menciptakan konsep baru, yakni sistem "tiga kingdom utama" dengan istilah domain. Pada sistem ini terbentuk 3 domain, yakni Domain Bacteria, Domain Archae, dan Domain Eukarya. Sistem tersebut merupakan sistem enam kingdom sebelumnya dari hasil pencampuran sistem lima kingdom dan sistem tiga domain dari Woese.
8. Sistem Klasifikasi 8 Kingdom (1993)
Sistem klasifikasi makhluk hidup 8 kingdom digagas oleh Thomas Cavalier-Smith. Hal yang melatar belakanginya adalah Eubacteria dan archaebacteria memiliki perbedaan yang begitu besar berdasarkan jarak genetik dari gen ribosomal, sehingga keduanya dipisahkan menjadi dua kingdom yang berbeda. 
Selanjutnya muncul Kingdom Chromista yang merupakan hasil pemisahan dari kingdom plantae. Pemisahan tersebut didasarkan atas letak kloroplasnya yang berada di lumen retikulum endoplasma, padahal letak kloroplas kingdom plantae terletak di sitosol. Disamping itu, chromista juga memiliki klorofil c yang tidak dimiliki oleh plantae. Selain itu, muncul juga gagasan Kingdom Archezoa yang didasarkan bahwa ada protista yang tidak memiliki mitokondria. 

9. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (1998)

Tahun 1998, Cavalier-Smith mempublikasikan sistem klasifikasi enam kingdom. Dasar yang digunakan adalah kingdom bacteria dan kingdom archaea yang digagas oleh Woese tidak disepakati oleh Cavalier-Smith. Akhirnya Archaebacteria dimasukkan kedalam subkingdom dari kingdom bacteria. Sementara kingdom archezoa dilakukan klasifikasi ulang dan dimasukkan ke dalam kingdom protozoa lagi.
10. Sistem Klasifikasi 7 Kingdom (2015)
Pada tahun 2015, sebuah jurnal ilmiah taksonomi dengan judul "A Higher Level Classification of All Living Organisms" dengan author Michael A. Ruggiero, dkk (salah satunya juga Cavalier-Smith) melakukan revisi sistem klasifiksi yang melibatkan sekitar 3.000 ahli taksonomi dunia dan berdasarkan konsensus Taxonomic Outline of Bacteria and Archaea (TOBA)  dan the Catalogue of Life menyatakan bahwa archae dan bacteria dipisah menjadi kingdom yang berbeda. Dengan demikian, sampai artikel ini ditulis, sistem klasifikasi makhluk hidup ada 7 kingdom yang terdiri atas:
  1. Kingdom Bacteria
  2. Kingdom Archaea
  3. Kingdom Protozoa
  4. Kingdom Chromista
  5. Kingdom Fungi
  6. Kingdom Plantae
  7. Kingdom Animalia



    source: generasibiologi.com

Sabtu, 28 Desember 2013

Evolusi dan Perkembangannya

Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.[1]
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.

PROTISTA

Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewantumbuhan, atau fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah—baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis

Protozoa, protista yang menyerupai hewan

Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5 mm sehingga secara umum terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop. Protoza dapat ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya mampu bertahan pada periode kering sebagai kista (cyst?) atau spora, dan termasuk beberapa parasit penting. Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi:
  • Flagellata yang bergerak dengan flagella(rambut cambuk). Contoh: Trypanosoma, Trichomonas
  • Rhizopoda yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu yang berarti setiap kali ia akan bergerak harus membentuk kaki semu sebelum dapat bergerak dan pembentukan kaki ini dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba
  • Cilliata yang bergerak dengan silia (rambut getar). Contoh: Paramaecium
  • Sporozoa yang tidak memiliki alat; beberapa mampu membentuk spora. Contoh: Plasmodium sp

Algae, protista yang menyerupai tumbuhan

Algae mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas. Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok berikut.
  • Alga hijau, yang memiliki relasi dengan tumbuhan yang lebih tinggi (Embryophyta). Contoh: Ulva
  • Alga merah, mencakup banyak alga laut. Contoh: Porphyra
  • Heterokontophyta, meliputi ganggang coklat, diatom, dan lainnya. Contoh: Macrocystis.
Alga hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta, sekarang diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat berdasarkan bukti-bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih tepat masuk dalam kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.

Protista yang menyerupai jamur

Beragam organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan jamur, sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air, dan Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan Fungi dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara yang lain sekarang ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang memiliki selulosa, bukan dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).
.

MONERA

Monera adalah salah satu kingdom dalam klasifikasi biologi sistem lima-kingdom, yang sekarang sudah tidak dipakai lagi. Anggota kingdom Monera meliputi makhluk hidup yang terdiri atas satu sel (uniselular), sesuai dengan asal kata dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal.
Anggota kingdom ini menempati berbagai habitat bahkan habitat ekstrim yang tidak dapat dihuni makhluk hidup lain.
Sebagian besar anggota Monera adalah prokariotik, artinya memiliki nucleus inti sel atau organel tetapi tidak memilik membran (selaput) inti sel, seperti mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi. Dinding selnya terbuat dari peptidoglikan yang tahan terhadap tekanan osmotik hingga 25 kali tekanan atmosfer. Oleh sebab itu, nama lain Monera adalah Prokaryota atau Prokaryotae. Sedang organisme yang sudah memiliki membran inti disebut eukariotik.
Cara reproduksi monera dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner (binery fision), fragmentasi atau spora. Reproduksi secara seksual adalah dengan cara konjugasi, transduksi maupun transformasi. Kingdom ini dibagi menjadi dua divisi yaitu Bacteria (atau Schizomycetes) dan Cyanophyta atau alga hijau-biru.
Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi, setelah berbagai temuan menunjukkan bahwa Cyanophyta sekarang ini lebih tepat dianggap sebagai bakteria dan dinamakan sebagai Cyanobacteria.

PLANTAE


Kali ini kita akan membahas tentang kerajaannya para tumbuhan..
ini diaaaaa..
KINGDOM PLANTAE

            Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) meliputi organisme multiseluler yang sel – selnya telah terdiferensiasi, bersifat eukariotik, dan memiliki dinding sel selulosa. Hampir seluruh anggota tumbuhan memiliki klorofil dalam selnya sehingga bersifat autotrof atau dapat menyusun makanan sendiri. Kebanyakan tumbuhan memiliki organ reproduksi multiseluler, yang disebut gametangium. Organisme yang termasuk tumbuhan adalah lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
            Lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji umumnya termsuk kedalam tumbuhan tumbuhan darat. Tumbuhan mempunyai berbagai kebutuhan misalnya menyangga berat tubuhnya sendiri, atau melindungi jaringan tubuh dan alat reproduksinya dari kekeringan. Selain itu, tumbuhan juga perlu mendapatkan air dan makanan dari tanah, serta mentransportasikannya ke daun dan bagian yang lainnya. Untuk mengatasi berbagai kebutuhan tersebut, tumbuhan memerlukan struktur tubuh dan fisiologi khusus. Fisiologi tumbuhan darat lebih kompleks dibandingkan dengan tumbuhan air.
Pergiliran keturunan
            Tumbuhan mengalami pergiliran keturunan yang jelas dalam siklus hidupnya. Dalam pergiliran keturunan ini, tumbuhan menghabiskan sebagian hidupnya dalam fase haploid dan sebagian lagi diploid.
            Fase kehidupan haploidnya disebut generasi gametofit karena menghasilkan gamet (sel kelamin) haploid melalui mitosis. Gametofit haploid menghasilkan anteridium (gametangium jantan tempat sel sperma dihasilkan) dan arkegonium (gametangium betina tempat sel telur dihasilkan). Apabila dua gamet tersebut bersatu, maka dihasilkanzigot. Zigot menjadi awal dimulainya fase hidup diploid tumbuhan, yang disebut generasisporofit. Zigot tumbuh menjadi embrio multiseluler dan berkembang menjadi tumbuham sporofit muda. Setelah dewasa, tumbuhan sporofit ini akan memiliki sel khusus yang disebut sel – sel sporogenik (sel penghasil spora). Sel sporogenik akan membelah secara meiosis menghasilkan spora haploid.

Rabu, 25 Desember 2013

ANIMALIA

Sekarang kita akan sedikit menyinggung salah satu kingdom yang memiliki anggota paling banyak dan bervariasi...
ini diaaa...
*drum roll*
KINGDOM ANIMALIA
Secara garis besar kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu golongan vertebrata (hewan bertulang belakang) dan golongan invertebrata (hewan tak bertulang belakang). Dan berikut akan dijelaskan mengenai ciri-ciri, struktur lapisan tubuh, dan klasifikasi dari kingdom animalia


















A. Ciri-ciri Kingdom Animalia
Anggota kingdom animalia memiliki ciri-ciri yang yang membedakannya dengan kingdom-kingdom lain, seperti:

  1. Hewan merupakan organisme eukariotik multiseluler.
  2. Bersifat heterotrofik, berbeda dengan tumbuhan yang bisa memproduksi makanan sendiri lewat fotosintesis (autotrof), hewan tidak bisa memproduksi makanan sendiri sehingga akan memakan bahan organik yang sudah jadi.
  3. Tidak memiliki dinding sel, komponen terbesar sel hewan tersusun atas protein struktural kolagen.
  4. Memiliki jaringan saraf dan jaringan otot sehingga bisa aktif bergerak (bersifat motil).
  5. Sebagian besar bereproduksi secara seksual.
  6. Siklus hidup didominasi oleh bentuk diploid (2n).
B. Struktur Tubuh Animalia

Dalam klasifikasi kingdom animalia, paling tidak ada dua ciri yang membedakan struktur tubuh suatu hewan. Dua ciri tersebut antara lain berdasarkan simetri tubuh dan lapisan tubuh.

1. Simetri tubuh

Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat dibedakan menjadi hewan yang memiliki simetri tubuh bilateral dan hewan yang memiliki simetri tubuh radial.

  • Simetri Bilateral, adalah hewan yang bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika diambil garis memotong dari depan ke belakang, maka akan terlihat bagian tubuh tubuh yang sama antara kiri dan kanan. Hewan yang bersimetri bilateral selain memiliki sisi puncak (oral) dan sisi dasar (aboral), juga memiliki sisi atas (dorsal) dan sisi bawah (ventral), sisi kepala (anterior) dan sisi ekor (posterior), serta sisi samping (lateral).

  • Simetri Radial, adalah hewan yang memiliki lapisan tubuh melingkar (bulat). Hewan dengan simetri radial hanya memiliki dua bagian, yaitu bagian puncak (oral) dan bagian dasar (aboral). Hewan yang bersimetri radial disebut sebagai radiata, hewan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain porifera, cnidaria, dan echinodermata.

2. Lapisan Tubuh

Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa, hewan akan membentuk lapisan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan tubuhnya, hawan dikelompokkan menjadi diploblastik dan tripoblastik.

  • Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut dengan ektoderma, sedangkan lapisan dalam disebut dengan endoderma. Contoh dari hewan diploblastik adalah cnidaria.

  • Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki tiga lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut eksoderma, lapisan tengah disebut mesoderma, dan lapisan dalam disebut endoderma. Ektoderma akan berkembang menjadi epidermis dan sistem saraf, mesoderma akan berkembang menjadi kelenjar pencernaan dan usus, sedangkan endoderma akan berkembang menjadi jaringan otot.
3. Rongga Tubuh (selom)

Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan rongga tubuh (selom) yang dimilikinya. Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata.

  • Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak memiliki rongga antara usus dengan tubuh terluar. Hewan yang termasuk aselomata adalah cacing pipih (Platyhelmintes).

  • Pseudoselomata, adalah hewan yang memiliki rongga dalam saluran tubuh (pseudoselom). Rongga tersebut berisi cairan yang memisahkan alat pencernaan dan dinding tubuh terluar. Rongga tersebut tidak dibatasi jaringan yang berasal dari mesoderma. Hewan yang termasuk pseudoselomata adalah Rotifera dan Nematoda.

  • Selomata, adalah hewan berongga tubuh yang berisi cairan dan mempunyai batas yang berasal dari jaringan mesoderma. Lapisan dalam dan luar dari jaringan hewan ini mengelilingi rongga dan menghubungkan dorsal dengan ventral membentuk mesenteron. Mesenteron berfungsi sebagai penggantung organ dalam. Selomata sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu protoselomata dan deutroselomata. Contoh hewan yang termasuk protoselomata antara lain Mollusca, Annelida, dan Arthropoda. Sedangkan hewan yang termasuk dalam deutroselomata antara lain Echinodermata dan Chordata.
C. Klasifikasi Kingdom Animalia

Anggota kingdom animalia diklasifikasikan menjadi sembilan filum, antara lain:

1. Porifera (hewan berpori).
2. Cnidaria (hewan berongga).
3. Platyhelmintes (cacing pipih).

4. Nemathelmintes (cacing gilig).
5. Annelida (cacing bersegmen).
6. Mollusca (hewan bertubuh lunak).
7. Arthropoda (hewan berbuku).
8. Echinodhermata (hewan berkulit duri).
9. Chordata (hewan bertulang).

TAKSONOMI

Sekarang, kita akan belajar tentang taksonomi.
Apa sih taksonomi itu?
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos yang jika di-bahasa Indonesia-kan berarti pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.
Di dalam ilmu Biologi, Taksonomi merupakan bang ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan makhluk hidup, biasanya dikelompokka berdasarkan ciri morfologis makhluk hidup tersebut.
Sistem penamaan yang biasa kita pakai adalah sistem tata dua nama atau yang biasa kita sebut Binomial Nomenklatur. Carl von Linne atau Carolus Linnaeus adalah seorang naturalis yang berasal dari Swedia yang berperan penting dalam pencetusan tata nama ini. Kata pertama menunjukkan genus dan kata kedua menunjukkan spesies. Biasanya, dua kata tersebut dicetak miring atau dengan garis bawah . Huruf pertama pada kata pertama harus menggunakan huruf kapital. contoh Genus spesies atau Genus Spesies






Carl von Linne juga memperkenalkan enam hirarki untuk mengelompokkan makhluk hidup. Keenam hierarki (yang disebut takson) itu berturut-turut dari tingkatan tertinggi (umum) hingga terendah (spesifik) adalah :
  • Phylum/Filum untuk hewan, atau Divisio/Divisi untuk tumbuhan
  • Classis/kelas,
  • Ordo/Bangsa,
  • Familia/Keluarga/Suku,
  • Genus/Marga, dan
  • Spesies (Jenis).