say hi buat sustem klasifikasi kita yang terbaru, bukan hanya 6 atau 7 kingdom saja...tapi 8 KINGDOM!!!!!
bayangkan...pasti mungkin lebih mudah mempelajarinya ya???
Sejak taksonomi diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus pada pada
pertengahan abad ke-18 yakni sistem klasifikasi makhluk hidup
berdasarkan binomial nomenklatur, selanjutnya sistem klasifikasi mahluk
hidup berdasarkan ahli taksonomi mengalami perubahan yang dinamis dari
waktu ke waktu. Awalnya, taksonomi menurut Linnaeus dibagi menjadi dua
kingdom, yakni hewan (animalia) dan tumbuhan (vegetabilia)
sekarang sistem terbaru yang dirilis menjadi 7 kingdom. Dalam artikel
ini akan dijelaskan sistem klasifikasi terbaru berdasarkan jurnal ilmiah
terbaru.
Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah cabang ilmu biologi yang disebut
taksonomi, yakni upaya pengelompokkan makhluk hidup menjadi suatu
kelompok atau taksa tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan
ciri-cirinya. Pengertian tersebut sebenarnya masih banyak namun intinya
adalah penamaan dan pengelompokan. Beberapa pengertian klasifikasi yang
lain yakni:
- Teori dan praktek pengelompokan individu menjadi spesies, mengatur spesies dalam kelompok yang lebih besar, dan memberikan kelompok-kelompok nama, sehingga menghasilkan klasifikasi.
- Sebuah bidang ilmu (dan komponen utama dari sistematika) yang mencakup deskripsi, identifikasi, nomenklatur, dan klasifikasi.
- Ilmu klasifikasi, yakni dalam biologi dalah penataan organisme ke dalam klasifikasi.
- Ilmu klasifikasi yang diterapkan untuk organisme hidup, termasuk studi tentang cara pembentukan spesies.
- Analisis karakteristik suatu organisme untuk tujuan klasifikasi.
Saat ini, menurut data dari Catalouge of Life menyebutkan bahwa
jumlah spesies total yang sudah diidentifikasi sebanyak lebih dari 1,6
juta spesies dan belum termasuk infraspesies. Oleh karena itu, tujuannya
klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah dan menyederhanakan
pengelompokan keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang melimpah.
Sistem klasifikasi mengalami dinamika perubahan sesuai dengan data
karakter yang digunakan oleh para ahli taksonomi. Data karakter yang
digunakan untuk klasifikasi seperti morfologi, molekular (gen),
metagenom, dan metabolom. Berdasarkan urutannya, sistem klasifikasi
sudah ada 10 generasi yang disajikan dalam Tabel di bawah ini (silahkan
diklik untuk memperbesar). Adapun penjelasan masing-masing akan
diuraikan dibawahnya beserta contoh klasifikasi makhluk hidup.
Baca juga: Sistematika dan Filogenetika Molekuler1. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom (1735)
Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus ini menyebutkan bahwa pada saat itu pengelompkan organisme dibagi menjadi dua regnum (kerajaan) yakni Regnum Vegetabile (tumbuhan) dan Regnum Animalia
(hewan). Sistem klasifikasi ini sebenarnya sudah kuno, yakni sebelum
era Linnaeus. Namun, Linnaeus merumuskan sistem dasar nomenklatur dalam
penamaan organisme sehingga beliau dijuluki sebagai Bapak Taksonomi.
Dasar dari klasifikasi ini adalah morfologi luar.
2. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom (1866)
Setelah ditemukannya mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek, dunia
mikroskopis mulai terbuka. Awalnya organisme mikroskopik keberadaannya
masih belum diketahui apakah masuk hewan atau tumbuhan. Setelah
ditemukan Euglena, pada akhirnya sistem klasifiksi 3 kingdom diajukan oleh Ernst Haeckel dengan menambah Kingdom Protista dengan
dasar klasifikasinya yakni apakah organisme tersebut memiliki sel
tunggal (protista) atau memiliki sel banyak (hewan dan tumbuhan).
3. Sistem Klasifikasi 2 Empire (1925)
Dalam sistem ini, Édouard Chatton membagi kedalam dua empire
(superkingdom) yang lebih tinggi berdasarkan sistem organisasi sel.
Chatton menggunakan istilah prokariota untuk organisme yang tidak
memiliki inti sel dan eukariota untuk organisme yang memiliki inti sel.
Hasil dari gagasan tersebut muncullah Empire Prokariota dan Empire Eukarya Sistem klasifikasinya bersifat dikotomis yang berdasarkan struktur internal organisasi sel.
Semenjak penemuan mikroskop elektron, pengamatan terhadap sel semakin
jelas. Ilmuwan bisa membedakan organisme sel tunggal yang tidak
mempunyai inti sel (prokariotik) dan organisme sel tungga yang mempunyai
inti sel (eukariotik). Tahun 1938, Herbert F. Copeland mengajukan
sistem klasikasi empat kingdom dengan memindah dua prokariota, yakni
bakteri dan alga hijau-biru ke dalam Kingdom Monera.
Sistem klasifikasi makhluk hidup menurut Robert R. Whittaker ada 5
kingdom didasarkan atas cara organisme memperoleh nutrisinya. Dari
sinilah Robert Harding Whittaker memisahkan fungi menjadi kingdom
tersendiri menjadi Kingdom Fungi karena kemampuannya yang
bersifat heterotrof. Kelemahan sistem ini tidak sepenuhnya mencerminkan
hubungan kekerabatan antar kelompok. Dasar klasifikasi yang digunakan
berdasarkan tipe nutrisi dan struktur internal organisasi sel.
Pada pertengahan tahun 1970-an, penelitian di bidang biologi molekuler
banyak dilakukan. Dari sini karakter genetik mulai diperhitungkan Carl
Woese. Saat itu penelitian gen ribosomal RNA digunakan sebagai faktor
penting dalam klasifikasi molekuler. Klasifikasi menurut Carl Woese
kemudian membagi kingdom Monera menjadi dua kelompok, yakni Kingdom Eubacteria dan Kingdom Archaebacteria. Hal tersebut dikarenakan terdapat banyak perbedaan genetik antara dua kelompok tersebut.
7. Sistem Klasifikasi 3 Domain (1990)
Setelah mengajukan 6 kingdom, Carl Woese kemudian menciptakan konsep baru, yakni sistem "tiga kingdom utama" dengan istilah domain. Pada sistem ini terbentuk 3 domain, yakni Domain Bacteria, Domain Archae, dan Domain Eukarya.
Sistem tersebut merupakan sistem enam kingdom sebelumnya dari hasil
pencampuran sistem lima kingdom dan sistem tiga domain dari Woese.
Sistem klasifikasi makhluk hidup 8 kingdom digagas oleh Thomas
Cavalier-Smith. Hal yang melatar belakanginya adalah Eubacteria dan
archaebacteria memiliki perbedaan yang begitu besar berdasarkan jarak
genetik dari gen ribosomal, sehingga keduanya dipisahkan menjadi dua
kingdom yang berbeda.
Selanjutnya muncul Kingdom Chromista yang merupakan hasil
pemisahan dari kingdom plantae. Pemisahan tersebut didasarkan atas letak
kloroplasnya yang berada di lumen retikulum endoplasma, padahal letak
kloroplas kingdom plantae terletak di sitosol. Disamping itu, chromista
juga memiliki klorofil c yang tidak dimiliki oleh plantae. Selain itu,
muncul juga gagasan Kingdom Archezoa yang didasarkan bahwa ada protista yang tidak memiliki mitokondria.
9. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom (1998)
Tahun 1998, Cavalier-Smith mempublikasikan sistem klasifikasi enam
kingdom. Dasar yang digunakan adalah kingdom bacteria dan kingdom
archaea yang digagas oleh Woese tidak disepakati oleh Cavalier-Smith.
Akhirnya Archaebacteria dimasukkan kedalam subkingdom dari kingdom
bacteria. Sementara kingdom archezoa dilakukan klasifikasi ulang dan
dimasukkan ke dalam kingdom protozoa lagi.
Pada tahun 2015, sebuah jurnal ilmiah taksonomi dengan judul "A Higher
Level Classification of All Living Organisms" dengan author Michael A.
Ruggiero, dkk (salah satunya juga Cavalier-Smith) melakukan revisi sistem klasifiksi yang melibatkan sekitar 3.000 ahli taksonomi dunia dan berdasarkan konsensus Taxonomic Outline of Bacteria and Archaea (TOBA) dan the Catalogue of Life menyatakan
bahwa archae dan bacteria dipisah menjadi kingdom yang berbeda. Dengan
demikian, sampai artikel ini ditulis, sistem klasifikasi makhluk hidup
ada 7 kingdom yang terdiri atas:
- Kingdom Bacteria
- Kingdom Archaea
- Kingdom Protozoa
- Kingdom Chromista
- Kingdom Fungi
- Kingdom Plantae
- Kingdom Animalia
source: generasibiologi.com